Senin, 01 Desember 2014

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

“BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA”
MAKALAH BAHASA INDONESIA




Disusun Oleh :


KELOMPOK 2
1.     Dea Rizka Juanita             (11112744)
2.     Mutia Fajri                         (15112172)
3.     Nurul Ulfah                       (15112553)
4.     Ricka Leo Dewi                 (16112281)

KELAS      : 3KA15



JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014






KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa Indonesia dengan Berbagai Ragamnya” yang merupakan salah satu tugas terstruktur Bahasa Indonesia pada semester lima.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori, formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam Ragam Bahasa.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
Bapak Budi Santoso, SS selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma yang telah memberikan tugas mengenai “Bahasa Indonesia dengan Berbagai Ragamnya” ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini makin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami.Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat menbangun akan kami terima dengan senang hati.

Depok, 24 November 2014


Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...1
A.    Latar Belakang ………………………………………………………………………..............1
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………1
C.     Tujuan Makalah…………………………………………………………………………..…...2
D.    Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………3
1.      Pengertian Ragam Bahasa …………………………………………………………………….3
2.      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi Indonesia …………………………………………..4
2.1.  Bahasa Indonesia sebagai bahasa Pemersatu …………………………………………….......4
2.2.  Bahasa Indonesia  sebagai Bahasa Negara ……………………………………………......…4
2.3.  Fungsi Bahasa Indonesia ……………………………………………………………….........4
3.      Macam-macam Ragam Bahasa …………………………………………………………...….7
3.1  Ragam Bahasa Berdasarkan Media ……………………………………………….............…7
a.       Ragam Bahasa Media (Lisan) ………………………………………………………............7
b.      Ragam Tulis ………………………………………………………………………...........…..8
3.2  Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur …………………………….............…10
3.3  Ragam bahasa Indoneisa menurut topik pembicaraan ……………………………..............10
a.       Ragam Baku dan Tidak Baku ……………………………………………………….11
b.      Bahasa Indonesia Ragam Baku Keilmuan …………………………………………..12
c.       Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan …………………………………………12
d.      Ragam Sosial dan Ragam Fungsional ……………………………………………….13
3.4  Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu ………………………………………........…….14
3.5  Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi …………………………................14
a.       Ragam bahasa ilmiah ………………………………………………………………. 14
b.      Ragam bahasa pidato ………………………………………………………………. 15
c.       Ragam bahasa tulis resmi ………………………………………………………….. 15
d.      Ragam bahasa sastra ……………………………………………………………….. 15
e.       Ragam bahasa berita ……………………………………………………………….. 15
3.6  Ragam Bahasa Dipandang Dari Luas Penyebarannya ………………………………..............…16
3.7  Ragam Bahasa Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra ..............16
a.       Tata Bahasa …………………………………………………………………………16
b.      Kosa Kata …………………………………………………………………………...17
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………..18
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………. 18
Saran …………………………………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...19




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda.Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dll.
Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi.Misalkan saja pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS, ataupun pidato dari pembina upacara.Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami betul-betul.Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama halnya denan cermah. Hanya saja ceramah lebih membahas tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak acara.

B.     Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian ragam bahasa.
  2. Macam-macam ragam bahasa.
  3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
  4. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
  5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
6.      Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
7.      Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
8.      Ragam Bahasa Dipandang Dari Luas Penyebarannya
9.      Ragam Bahasa Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra



C.    Tujuan Makalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari media atau sarana yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
        1.      Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud ragam bahasa.
        2.      Mengetahui macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
        3.      Penggunaan ragam bahasa.
        4.      Contoh-contoh ragam bahasa.
  




BAB II
PEMBAHASAN

1.   Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
·         Ragam bahasa lisan.
·         Ragam bahasa tulisan.
            Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Sebagai bahasa resmi atau bahasa negara Republik Indonesia dan juga  bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia memiliki beberapa alasan yang kuat untuk itu. Hal ini akan dibahas pada sub bahasan selanjutnya.





2. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi Indonesia dan Pemersatu Bangsa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengembang kepribadian, ini merupakan alasan mengapa bahasa Indonesia disebut bahasa resmi Indonesia dan bahasa pemersatu bangsa.
2.1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Pemersatu
            Sebutan di atas karena adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan bahwa “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu – tanah air Indonesia, kami putra dan pitri Indonesia berbangsa satu – bangsa Indonesia, kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa Persatuan – bahasa Indonesia”. Sumpah ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengembangkan kepribadian bangsa.
Hal ini menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia senantiasa berkepribadian, berprilaku dan berbudi bahasa khas Indonesia. Implementasi hal di atas sangat terlihat pada jaman sebelum kemerdekaan dahulu, bahasa Indonesia dapat menyatukan seluruh rakyat Indonesia yang awalnya masih bersifat kedaerahan menjadi memiliki semangat nasionalisme yang tinggi untuk membela negara dan memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah.
2.2. Bahasa Indonesia  sebagai Bahasa Negara
            Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sangat berhubungan erat dengan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Hal ini karena sama-sama menjadi tolak ukur bahasa mengembangkan kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dikukuhkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Selain itu bahsa Indonesia juga dikukuhkan sebagai bahasa nasional negara Indonesia, yaitu sebagai satu-satunya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam skala nasional, kedinasan dan kegiatan nasional dalam lembaga pemerintah dan nonpemerintah.
2.3 Fungsi Bahasa Indonesia
Ternyata bahasa pada umumnya dan bahasa Indonesia pada khususnya memiliki banyak fungsi, hal itu berkaitan dengan hal-hal yang bagaimana seseorang menggunakan dan memanfaatkan bahasa itu sendiri. Pada Fungsi-fungsi itu antara lain:



1. Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu.Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahannya, kekuatannya, bakat, kecerdasannya, kemampuan intelektualnya, kemauannya, temperamennya dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, intelegensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial dan lain-lain.

2.  Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya, antara lain, potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, inovasinya dan lain-lain.

3. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Tidak hanya saran memahami diri sendiri dan orang lain, bahasa juga digunakan sebagai saran mengamati lingkunagn sekitar, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya. Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memperoleh berbagai kreativitas baru yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakatnya.Untuk mencapainya, seseorang harus mengamati secara cermat dengan sasaran dan target yang jelas sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilannya.

4. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Untuk mengembangkan profesi, keahlian akademis dan kemampuan intelektual seseorang harus mampu berfikir logis.Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir induktif, deduktif, sebab-akibat atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh, runtut dan konseptual.Melalui konsep ini, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan.


5. Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan memanfaatkan potensi, pengalaman, pengetahuan dan situasi.Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi dan lain-lain.

6. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorng dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan sekaligus.Selain memiliki kecerdasan berbahasa seseorang dimungkinkan memiliki kecesadasan bahasa, orang yang tekum dan mendalami bidang studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif.In berarti, bahwa orang itu memiliki kecerdasan ganda.

7. Bahasa membangun karakter
Kecerdasan merupakan bagian dari karakter manusia.Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya menjadi lebih baik.Karena dengan adanya hal ini seseorang lebih dapat memahami orang lain, misalnya menyatakan rasa simpatik dan lain sebagainya.

8. Bahasa mengembangkan profesi
Profesi seseorang tidak akan berkembang jika tanpa menunjukkan kemampuannya pada orang lain. Proses pengembangan profesi diawali dengan pembe;ajaran kemudian dilanjutkan dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses belajar., tetapi berakumulasi dengan pengalaman barunya. Oleh karena itu, seorang yang profesional membutuhkan ketajaman, kecermatan dan keefektifan dalam berbahasa Indonesia sehingga mampu menciptakan kreativitas baru dalam profesinya.

9. Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan berkomunikasi berkembang menjadi sarana berfikir logis yang memungkinkan pemakainya untuk mengembangkan segala potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkan melalui pendidikan yang kemudian berkembang  menjadi bakat intelektual. Bakat alam dan bakat intelektual ini dapatberkembang secara sinergi untuk menghasilkan kreativitas baru.

3.   Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
3.1  Ragam bahasa berdasarkan media
a.   Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai.Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
·  Memerlukan orang kedua/teman bicara.
·  Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
·  Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
·  Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu.


Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan baku (bercetak miring) lazim digunakan dalam bahasa lisan:
asas (azas atau asas)
andal (handal atauandal)
imbauan (himbauan atauimbauan)
teknik (tekhnik, tehnik, atau teknik)
dan lain-lain.
Pelafalan singkatan :
AC (ace/ase)
BBC (bebece/bibisi)
B.Sc. (beesce/biessi)
TBC (tebece/tebese)
TV (teve/tivi)
WC (wece/wese)
dan lain-lain.
Ragam bahasa lisan tidak baku:
·         kosakata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku, contoh: Bini Pak Camatbina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu.
·         bentuk kata bahasa lisan cendrung tidak menggunakan imbuhan (awalan, akhiran), contoh: Masita sedang tulisskripsi
·         kalimat cenderung tanpa unsur yang lengkap (tanpa subjek, predikat atau objek), contoh : Di Jakarta memiliki Pusat Bahasa

b.   Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh :
                        Ragam Bahasa Tulis
Kosakata
Contoh: Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksikerajinan tangan dari bambu.
Bentuk kata
Contoh: Arjuna sedang  menulus skripsi.
Kalimat
Contoh:  Jakarta memiliki Pusat Bahasa

Kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah sebagai berikut:
1.      Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
2.      Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.  Contoh : Orang yang berbelanja di pasar.
“Bu, berapa cabenya?”
“Tiga puluh.”
“Bisa kurang?”
“Dua lima saja, Nak.”
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
3.      Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu. Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
4.      Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.

3.2  Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.
Ada dua bahasa di Indonesia,yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah.Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar wargam bangsa Indonesia. Yang  pertama kali muncul atas diri seseorang adalah Bahasa Daerah (”bahasaibu”).Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (Taman Kanak-kanak). Berdasarkan keterangan di atas, penutur Bahasa Indonesia sebagai”bahasa ibu” tidak  besar jumlahnya. Kalau kita memandang Bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”,Bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahas aibu”.Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan Bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”.Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia amat penting kedudukannya dikalangan masyarakat Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.

3.3  Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra. 
Ragam hukum             : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis               : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra               : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran      : Anak itu menderita penyakit kuorsior.

a.      Ragam Baku dan Tidak Baku
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Dengan demikian, untuk menentukan kebakuan suatu bahasa, harus pula diberikan ketentuan tentang ciri-ciri fungsinya, tidak cukup dinyatakan hanya dengan menunujukkanciri-ciri strukturnya.
A. Ciri Fungsi
1) Ciri-ciri fungsi bahasa Indonesia ragam baku, adalah :
a.       Untuk komunikasi resmi, misalnya upacara kenegaraan.
b.      Untuk berbicara di muka umum, misalnya ceramah.
c.       Untuk pengantara dalam bidang pendidikan danpengajaran, misalnya perkuliahan.
d.      Untuk kegiatan ilmu pengetahuandan menulis karya keilmuan, misalnya makalah.

B. Ciri Struktur
2) Ciri-ciri struktur bahasa Indonesia ragam baku, adalah :               
a.       Bahasa indonesia ragam baku tidak menggunakan unsur-unsur leksikal tertentu yang termasuk unsur-unsur leksikal tidak baku, misalnya gimana.
b.      Menggunakan pemakaian awalan me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten; misalnya :
1.      Dekan menyetujui
2.      Dekan setuju
3.      Dalam rapat itu ketua berbicara
4.      Dalam rapat itu ketua bicara
c.       Menggunakan pemakaian peristilahan resmi ejaan resmi; misalnya :
1.      Dilakukan secara acak (ragam baku)
2.      Dilakukan secara kebetulan (ragam tidak baku)
3.      Analisi bersifat kualitatif  (ragam baku)
4.      Analisa bersifat kwalitatif  (ragam tidak baku)

Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kemantapan Dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.
2. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Perwujudan ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis.

3. Seragam
Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.

b.      Bahasa Indonesia Ragam Baku Keilmuan
Bahasa idonesia ragam baku adalah salah satu jenis dalam ragam baku. Oleh karena sifat-sifat khusus yang harus ada dalam ilmu pengetahuan itu, maka bahasa Indonesia ragam baku keilmuan harus dilengkapi seperangkat ciri-ciri khusus, yang antara lain terdapat dalam hal :
a. Pemilihan kata dan peristilahan
b. Struktur kalimat
c. Penataan peragraf
d. Pemilihan kata dan peristilahan
Pemilihan kata dan peristilahan dalam bahasa Indonesia sangat penting. Hal ini karena kata mengandung arti yang tersurat (denotatif) di samping arti yang tersirat (konotatif) dan arti leksikal di samping arti terminologi.

c.       Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan dan menertibkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Demikian pula, pengadaan Pedoman Umum Pembentukan Istilahdan pengadaan Kamus Besar Bahasa Indonesia  pula usaha ke arah itu.
Bagaimana dengan masalah ragam baku lisan? Ukuran merupakan dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

d.      Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya di dasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial tersendiri.
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

1. Ragam Keilmuan/Teknologi
Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan.

2. Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone = ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.

3. Ragam Keagamaan
Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.



3.4  Ragam bahasa berdasarkan waktu
Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru(modern). Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam enulisan naskah-naskah lama(kuno). Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa masaa lalu. Misalnya, pemakaian kosakata kolonialisme, feudal, bobot dan lain-lain. Rgama bahasa baru (modern) ditandai dengan penggunakan kata-kata baru, Ejaan Yng Disempurnakan (EYD) dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, misalnya internet, jaringan dan seluler.

3.5  Ragam bahasa berdasarkan Pesan Komunikasi
Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi dibagi atas 2, yaitu:
a. Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efesien, baik dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan:
·      proposal keiatan ilmiah,
·       laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel atau makalah,
·      karya tulis ilmiah contohnya, skripsi tesis dan lain-lain,
Ciri-ciri bahasa ilmiah:
a) struktur kalimat jelas dan bermakna lugas,
b) struktur wacana bersifat formal,
c) singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap,
d) cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf   dan wacana,
e) cermat dan konsisten menggunkan penalaran dari penentu topik, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan kesimpulan dan saran,
f) menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu,
g) objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum,
h) konsistem dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, permasalahan dan lain sebagainya.


b. Ragam bahasa pidato, dipengaruhi oleh:
·   tujuan (menghibur, memberitahu, mengajak/meminta)
·   situasi (resmi, setengah resmi, ataun tidak resmi)
·   pendekatan isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral dan pendekatan sosial). Pidato resmi menyajikan materi yang bersifat mulia dan kebenarannya bersifat universal.
Ragam bahasa pidato dibagi lagi atas:
Ø ragam bahasa pidato ilmiah terdiri dari beberapa jenis antara lain, presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis dan lain sebagainya.
Ø ragam bahasa pidato resmi yaitu ersmi karena situasinya (pidato kenegaraan), resmi karena kemuliaan isi dan situuasinya (khotbah agama dalam gedung ibadah), resmi karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara (pidatoo akad nikah atau perkawinan) danresmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan disampaikan untuk mewakili suatu negara.

c.  Ragam bahasa tulis resmi, ditandai oleh:
·   penyajian materi/pesan yang berifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal,
·   penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
·   penggunaan bentuk lengkap, entuk yang tidak singkat,
·    penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten,
·   penggunaan kata ganti resmi dan mengindari kata ganti tidak resmi,
·   penggunaan pola frase yang baku,
·   penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis, dan lafal yang baku pada bahasa lisan,
·   dan tidak menggunakan unsur tidak baku misalnya unsur kedaerahan atau asing.

d. Ragam bahasa sastra, ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik, misalnya roman, novel, cerpen dan lain-lain.

e. Ragam bahasa berita, lazimnya digunakan dalam pemberitaan pada media elektronik (televisii dan radio), media cetak (majalah, surrat kabar) dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjaga keobjektifan berita, penyaji harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
ü tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan,
ü  tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji,
ü  tidak penambah tanggapan pribadi,
ü  tidak memihak kepada siapa pun dan
ü  tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka

3.6  Ragam Bahasa Dipandang Dari Luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas yaitu dari Sabang sampai Merauke. Keadaan daerah penyebaran ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.

3.7  Ragam Bahasa Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra
Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra Kerinci telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah Kerinci. Dengan demikian, bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra. Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai pula walaupun hanya dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi, berpantun dan sebagainya. Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya. Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Kerinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu. Ketiga hal di atas – sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra–telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
A. Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Ari mau nulis surat.
3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.

b. Ragam bahasa tulisan.
1)   Nia sedang membaca surat kabar.
2)    Ari mau menulis surat.
3)    Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

B. Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b. Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)    Kita harus membuat karya tulis.
3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

 Contoh:
Ragam dialek     : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam resmi        : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Ragam baku dan Tidak baku, yaitu Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa dan pihak lain dalam proses memahami lebih dalam mengenai kaidah-kaidah bahasa Indonesia, yang terpenting adalah tentang betapa pentingnya bahasa bagi suatu negara.
            Dan juga semoga tidak hanya berhenti sampai disini saja perjuangan kita dalam membudayakan berbahasa, khususnya bahasa Indonesia secara benar.







DAFTAR PUSTAKA

http://ebad.heck.in/pentingnya-bahasa-indonesia-dan-ragam-se.xhtml