Nama : Nurul Ulfah
Kelas : 2KA15
NPM : 15112553
1. JENIS – JENIS PASAR
Kelas : 2KA15
NPM : 15112553
1. JENIS – JENIS PASAR
Sesuai dengan bentuknya, pasar
memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Menurut bentuknya pasar di
bagi menjadi dua yaitu pasardari sisi penawaran dan pasar
dari sisi permintaan.
a. Bentuk – bentuk pasar dari Sisi Penawaran : Dari cirinya dapat terlihat
pengertian masing- masing dengan mengambil bentuk pasar dari sisi
penawarannya. Sebagai berikut :
Pasar persaingan sempurna
Persaingan monopolistic
Oligopoly
Monopoli
b. Bentuk – bentuk pasar dari sisi permintaan :
Persaingan sempurna
Persaingan monopolistic
Oligopsoni
Monopsoni
1.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah
pasar dimana terdapat banyak pembeli dan banyak penjual yang
menjual barang yang sama, sehingga tidak ada pihak yang
bisa mempengaruhi harga pasar. Sebagai akibatnya. Penjual tidak
bisa seenaknya menentukan harga. Karena ketidak mampuan dalam
menentukan harga pasar, kedua belah pihak (penjual-pembeli) disebut
sebagai penerima harga (price taker).
2. PASAR MONOPOLI
Monopoli menrupakan pasar dimana hanya terdapat satu penjual yang menguasai perdagangan barang atau jasa sehingga pembeli tidak bisa mendapatkan subtitusinya. Karena itulah penjual dapat menentukan harga dan dapat memperoleh keuntungan yang tinggi. Ciri utama monopoli adalah tertutupnya pintu masuk kepasar
(barriers to entry) sehingga pesaing tidak dapat masuk kepasar dan bersaing dengan penguasa pasar.
3. PASAR MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistic
terletak diantara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli,
tetapi posisinya lebih dekat dengan pasar persaingan sempurna. Di pasar ini, sejumlah besar
pembeli dan penjual saling menukarkan produk yang relative
berbeda (heterogen) sehingga setiap peserta memiliki sedikit
kemampuan untuk menetapkan harga produknya.karena harga
dipengaruhi oleh diferensiasi produk,
produsen berlomba-lomba untuk
menciptakan produk yang sesuai dengan selera dan kebutuhan
pasar. Sebagai akibatnya, kreativitas produsenpun akan meningkat.
4. PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli dapat di
definisikan sebagai kondisi pasar dimana hanya terdapat beberapa penjual
yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak.
Karena jumlahnya terbatas, mereka cenderung memiliki kendali pada
harga pasar. Tak heran bila ada kekhawatiran beberapa produsen
akan kerja sama untuk melakukan kerja sama dalam menetapkan
harga. Hal ini dapat menguntungkan konsumen tetapi bisa menimbulkan
iklim usaha yang kurang sehat.
2. Pengertian dan konsep – konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Perputaran Roda Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi suatu negara
biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni
seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada
tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan
dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi
berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi,
terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan
tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku
dan harga konstan.
1. Pengeluaran Agregat (Aggregate
Spending)
Seperti diterangkan diatas bahwa
GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate (Aggregate Spending) pelaku
ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan
Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah
tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat
dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1.pengeluaran konsumsi rumah
tangga,
2.pengeluaran invesatasi oleh pengusaha
(bisnis),
3.pengeluaran pemerintah, dan
4.permintaan luar negeri.
2. Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari
permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan
jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan
penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan
output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi konsumsi terhadap
pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi
dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods) seperti
mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari
sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam
negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang
diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP
angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
Metode penghitungan Pendapatan Nasional
1. Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun.
c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun.
c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional
a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
3. Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi
masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh
pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
c. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi
(RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
a. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi
masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh
pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
c. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi
(RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB
Semua negara di dunia menghitung PDB untuk kinerja perekonomiannya. Walaupun begitu , data PDB perlu dilihat secara hati-hati karena ada beberapa hal yang tidak dapat diakomodasikan sehingga tidak dapat menjadi satu-satunya indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara .
Masalah PDB Permasalahan PDB terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun , akan terjadi bias jika kita salah menggunakan perhitungan PDB . Keterbatasan Perhitungan PDB PDB tidak memasukan memasukan transaksi yang terjadi pada “underground economy” (perekonomian bawah tanah). Perekonomian seperti sektor informal atau sektor illegal seperti penjualan narkoba , dan sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk dalam perhitungan PDB . Ini menyebabkan nilai PDB cenderung dapat undervalued (lebih rendah) dari yang seharusnya .
PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara PDB hanya mngukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator yang cukup baik . Akan tetapi , kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran , tingkat kematian ibu dan bayi , angka harapan hidup , tingkat buta huruf , dan lain-lain perlu diperhatikan juga .
PDB tidak mencerminkan pemerataan pendapatan. Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah pendapatan nasional tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau tidak . Bebarapa negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan sebagian kecil penduduk menikmati sebagian besar PDB . Beberapa indikator lain perlu digunakan untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang terjadi, salah satunya adalah Koefisien Gini.
Sumber : http://botoykoma.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-konsep-konsep-pendapatan.html
http://citra2324.wordpress.com/tag/tugas-softskill/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar