Nama : Nurul Ulfah
Kelas : 2KA15
NPM : 15112553
1. Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Kelas : 2KA15
NPM : 15112553
1. Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Permintaan dan penawaran dalam
ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di
pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu
barang. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada
suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang
dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Model penawaran dan permintaan
digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini
sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para
pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai
titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini
memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi
sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas
yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara
harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor
yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk
terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
2. Hukum
Permintaan dan Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan
(ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan
semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran
akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Hukum permintaan
Hukum permintaan adalah hukum
yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat
harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang
diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga,
maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin
naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku
asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan
atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Bahwa semakin tinggi harga,
jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga
barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut
hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang
yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran
berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin
banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku
apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris
paribus).
3. Faktor
– faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang yang di tuju
- Harga barang subsitusi
Faktor lain (harapan, hubungan
sosial, dan politik)
Besar kecilnya permintaan di
tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau
disebut ada dalam keadaan ceteris paribus. Dalam keadaan seperti itu,
berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan
lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall.
Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan
disebut sebagai hukum permintaan.
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang dituju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
Lain hal (faktor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga
barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti
: biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi , teknologi yang digunakan, harga
barang subsitusi dan lain-lain hal tidak berubah. Maka penawaran akan
ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan
tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall perbandingan lurus
antara harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran.
4. Penentuan
Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga
ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik
pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan
kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen)
dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama
besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini
akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam
menentukan harga.
5. Pendekatan
Perilaku Konsumen
Pendekatan Kardinal
Menurut pendekatan kardinal
kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap
tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh
konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang
dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau
mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya
mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen
terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan
tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang
diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan
kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah
barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai
berikut:
- Konsumen rasional, artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Berlaku hukum Diminishing
marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun
dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
- Pendapatan konsumen tetap yang
artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai
pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di
dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
- Uang mempunyai nilai subyektif
yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam
pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak
mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
- Total utility adalah additive
dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah
fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
Pendekatan Ordinal
Dalam Pendekatan Ordinal daya
guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu
membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi
sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah
indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang
konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini
adalah:
- Konsumen rasional artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Konsumen mempunyai pola
preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya
guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
- Konsumen mempunyai sejumlah
uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi
kebutuhannya.
- Konsumen selalu berusaha
mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin
walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
- Konsumen konsisten, artinya
bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak
berlaku sebaliknya.
- Berlaku hukum transitif,
artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A
lebih disukai daripada C.
6. Konsep
Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan
perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi
konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan
untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai
seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Konsep
elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1. Elastisitas harga permintaan
(Ed) digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri. Macam-macam Elastisitas
Permintaan :
E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika
perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya
perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.
Contoh: barang mewah.E <> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika
perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan.
E <> artinya perubahan
harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif
lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras.
E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi
jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. E = 1, artinya
perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh:
barang-barang elektronik.
E = 0 : In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna
terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah permintaan. E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
E = ~ : Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna
terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap
perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya
bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan.
Contoh: bumbu dapur.
Rumus untuk mernghitung besarnya
elastisitas :Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)
Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P)
2. Elastisitas harga penawaran
(Ws)
Elastisitas penawaran adalah
tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya
perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat
perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut koefisien elastisitas
penawaran dengan lambang ES (Elasticity Supply). Macam-macam Elastisitas
Penawaran :
-In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna
terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah penawaran.
-In Elastis (E < e ="
1)"> 1)
Penawaran elastis terjadi jika
perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
-Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna
terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan
harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada
umumnya.
Rumus untuk mernghitung besarnya
elastisitas :Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2 – P1) / ½ (P2 + P1))
Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½
(P1+P2))
3. Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan
permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang
yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan
dapat berupa barang subtitusi.
Rumus untuk mernghitung besarnya
elastisitas :Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) / ((PY2 - PY1) / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆
PY / ½ (PY1 + PY2))
4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah
barang yang diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus
dituliskan sebagai berikut:
Ey= ((Q2 – Q1) / ½ (Q1 + Q2)) /
((I2 - I1)/ ½ (I1+ I2))Ey= (∆ Q / ½ (Q1 + Q2)) / (∆ I / ½ (I1 +I2))
Keterangan :
Q adalah Jumlah barang yang
diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda
perubahan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar