Yang Sepertinya Sudah Berada Di Alam Mimpi Saat Gue Posting Ini…
Temans, Gue sebenarnya bingung bagaimana menyebutkan kalian dalam satu paket utuh. Gue bingung harus bilang kalian itu teman, teman baik, teman dekat, atau bisakah kalian Gue katakan sebagai sahabat Gue?.
Gue nggak tau, dan sering kali Gue ngerasa nggak punya keberanian untuk bilang itu. Gue nggak berani untuk bilang kalau kalian sahabat Gue. Gue sayang kalian, tapi Gue tau Gue punya banyak kekurangan.
Banyak hal yang bikin Gue kecewa dengan diri Gue sendiri, banyak hal yang Gue nggak tau dan nggak yakin akan bisa ketemu titik tengahnya. Semua itu bikin Gue nggak yakin jika mengatakan Gue sahabat kalian, atau kalian sahabat Gue. Gue nggak yakin bisa jadi sahabat yang baik. Gue nggak yakin kalau Gue nggak akan ngecewain.
Banyak hal yang Gue nggak yakin tentang persahabatan. Adakah itu?. Nyatakah itu?. Gue nggak tau. Gue nggak pernah punya sahabat, atau lebih tepatnya, Gue belum pernah punya teman baik yang Gue anggap sahabat, terutama mereka yang Gue kenal semasa sekolah, SD, SMP, SMA, nggak ada.
Gue nggak tau apa yang salah. Hmmm atau mungkin Gue sering menutup mata, Gue nggak tau. Gue bahkan gamang dengan semua yang Gue tulis ini. Gue bingung.
Hmmm atau selama ini yang Gue butuh adalah sebuah kompromi. Gue perlu kompromi dengan kalian. Gue perlu kompromi dengan keadaan, dan tentunya Gue perlu kompromi dengan diri Gue sendiri. Hhhh…kompromi…sepertinya sulit sekali.
Tapi temans. Bagaimanapun Gue memanggil kalian, teman, teman baik, teman dekat, atau sahabat, sebenarnya itu semua nggak terlalu berarti, dan Gue juga nggak terlalu peduli. Gue lebih peduli hati Gue sendiri. Hati yang secara jujur mengatakan kalau Gue sayang kalian.
Dan Gue mau bilang terimakasih untuk setiap detik yang pernah kita lewati bersama. Terimakasih udah mau terima Gue sebagai Gue apa adanya. Terima Gue sebagai Nurul, si Unyu teman kuliah kalian. Terimakasih untuk perjuangannya untuk bisa lebih mengerti Gue dan segala kekurangan Gue.
Temans, surat ini spesial untuk kalian, dan didalamnya terselip doa. Gue berdoa dan berharap kalau pertemanan kita kita bisa seperti angka delapan yang nggak pernah putus, Gue harap semua ini seperti angka delapan yang selalu menyambung terus tanpa awal mula dan akhir cerita.
Peluk Sayang Rame-Rame
-Unuy 'unyuu'-
cocwiiiiiiit *guling-gulingan di kasur sambil meluk kado foto dari kalian*
BalasHapus