Masalah pemuda dan sosialisasi
Masalah
sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah
kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja
dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan
pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu sebagai satuan
pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem, individu
sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada
hubungan negative antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga.
Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam
melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah
tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di
samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang
sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.
Contoh
permasalahan :
JAKARTA,
KOMPAS.com - Kepala Seksi Peserta Didik Direktorat Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Arfah Laidiah, menyatakan perlu
adanya dukungan berbagai pihak untuk ikut bertanggung jawab menyelesaikan
konflik tawuran yang sedang marak. Bersamaan dengan penggodokan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud), Arfah mengatakan kementerian
fokus untuk mendorong sekolah dan orangtua mengembangkan bakat dan minat dari
setiap peserta didik.
"Sementara
Permendikbud masih dalam proses pengkajian, saat ini dukungan dari kami adalah
membina bakat dan minat siswa dari kegiatan-kegiatan mereka. Bahwa para pelajar
dapat menjadi lebih mawas diri dan terus meningkatkan prestasinya dari minat
dan bakatnya, Saya yakin tawuran akan beres, apalagi banyak pihak yang
berpartisifasi mendukung anti tawuran ini, maka mereka semakin percaya
diri," katanya kepada wartawan usai menghadiri diskusi publik anti tawuran
pelajar di SMA Negeri 54 Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012) sore.
Hanya saja,
Arfah mengatakan bahwa butuh kesadaran dari generasi muda, terutama pelajar
tingkat menengah, untuk menggali bakat dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan
yang positif. Kesadaran ini akan muncul hanya dengan dukungan dari orangtua,
guru dan sekolah sebagai institusi yang terdekat dalam kehidupan sehari-sehari.
Selain itu,
gerakan bersama penanggulangan konflik tawuran membutuhkan inisitif dari para pemangku
kebijakan. Inisiatif ini, lanjut Arfah, sedang diupayakan kementerian untuk
mendorong semua pihak serius menuntaskan tawuran. Kementerian disebutnya akan
terus menggodok peraturan-peraturan yang akan diterapkan bagi pelajar, guru dan
sekolah yang terlibat dalam aksi tawuran.
Opini
:
Menurut
pendapat saya tawuran merupakan ekspresi kekerasan pelajar. Mungkin ekspresi
ini dapat disebabkan beberapa faktor, sepertinya lemah pengasuhan dan ketahanan
keluarga, misalnya pendidikan yang tak berorientasi pada pengetahuan. Tawuran
dapat dipicu oleh ketidakkemampuan orang dewasa memahami dunia anak,
energi yang tidak tersalurkan dengan baik, dan fasilitas terbatas. Kemudian
tekanan sistem pendidikan yang membuat anak stress, pengaruh kelompok atau
pergaulan, dan serta kurangnya pemanfaatan waktu luang pelajar. Jadi saya
setuju jika waktu luang yang dimiliki para pelajar dimanfaatkan dengan baik
misalnya membina bakat para pelajar, agar pelajar tersebut tidak mengikuti
tawuran yang sedang marak terjadi
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar